Jurnalis Di Era Digital
JURNALIS DI ERA DIGITAL
Narasumber : Asep Saefullah
Pekerjaan : Jurnalis PT. Sindo

Semua
berita dari media sosial dan sumber asli berita nyaris tidak pernah dilihat. Sosial
media menjadi ruang informasi, sehingga mempengaruhi semua kalangan dan
informasi yang didapat tidak diketahui kredibilitasnya. Apakah kredibel atau
hanya sekedar hoax. Ada perusahaan
khusus yang mencari uang dari berita bohong. Seperti fenomena gunung es, berita
yang terlihat hanya sedikit, tetapi semakin dalam yang tidak terlihat banyak
sekali.
Penting
untuk praktisi PR untuk mengerti dan memanfaatkan tools-tools di media sosial.
Untuk bidang periklanan, secara sadar atau tidak iklan yang muncul di tampilan mesin
pencari masing-masing orang berbeda sesuai dengan situs atau konten apa yang
sering di akses. Misalnya seseorang sering mengakses fashion, iklan yang akan muncul di halaman pencariannya adalah
seputar ootd (outfit of the day). Billboard sudah tidak laku karena sudah
berpindah ke online dan tantangan bagi pengiklan. Di bidang jurnalistik, semua informasi jadi
mudah untuk diakses lewat media sosial. Dampak negatif dari media sosial bagi
pemberitaan adalah seringnya berkeliaran atau beredar berita-berita hoax atau bohong di grup-grup atau suatu
komunitas. Sekarang media sosial jadi media pertempuran.
Apapun
platformnya, tidak melulu soal digitalnya tetapi hal terpenting adalah
kontennya. Ini adalah tantangan bagi teknisi jurnalis sekarang. Jurnalis
berfungsi meminjam kepentinan publik, sehingga teknisi jurnalis bertanggung
jawab untuk memberikan berita penting dan bermanfaat bagi publik itu sendiri.
Hampir
tidak ada yang langsung mengakses ke web berita yang sudah disajikan di media
sosial. Biasanya khalayak media mencari berita di facebook atau sosial media lainnya. Contohnya, line news banyak
mempengaruhi pemberitaan di Indonesia. Sekarang, konten produksi dikit dan
media sosial specialist makin banyak. Informasi di recycling sesuai selera
konsumen loyal. Kebenarannya? Tidak dapat ditentukan karena banyak bumbu
tambahan yang disajikan pada media sosial. Bagaimana biasnya? Waspadalah! Tren
iklan saat ini menguasai media. Misalnya, Meikarta banyak diiklankan di
berbagai media.
Sekarang,
iklan lebih ke media sosial karena lebih murah dan lebih terukur sehingga bisa
efektif dan efisien. Hal terpenting adalah konten. Teknologi tanpa konten tidak
ada artinya. Bagaimana cara membuat konten yang memikat? Tetapi harus
bertanggung jawab juga karena meminjam dan mewakili kepentingan publik. Intinya
konten yang dibuat harus menarik barulah dibaca oleh khalayak.
Komentar
Posting Komentar