Framing Berita

Narasumber: Bpk. Asep - Sindo TV

Secara sederhana, Framing adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain framing digunakan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan atau media massa ketika menyeleksi isu dan menulis berita.
Contoh Kasus: Pembebasan Korban Penculikan Papua
Penyebab papua selalu dikesankan zona berbahaya oleh media -> Framing.
-Tiap membaca berita aktivitas Polri-TNI di Papua, jarang sekali kita lihat suara warga yang terperangkap di tengah konflik. Kadang kriminalitas biasa ikut dikaitkan dengan separatisme.

MENGAMATI DAN MENGANALISIS MEDIA MASSA
a) Mengamati Isi Media Massa
1. Segala isi dan peristiwa yang ada di dunia menjadi sumber informasi bagi media massa.
2. Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa.
3. Institusi media memprodukai dan menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang mencerminkan budaya dalam masyarakat kepada publik secara luas agar produk atau pesan tersebut dapat digunakan dan dikonsumsi oleh publik.
4. Berbagai macam media massa tersebut mempunyai ciri khas masing-masing baik dalam isi dan pengemasan beritanya, maupun dalam tampilan serta tujuan dasarnya.
5. Media massa merupakan kumpulan banyak organisasi dan manusia dengan segala kepentingannya yang beragam, bahkan termasuk yang saling bertentangan.
6. Kepentingan dari media massa tersebut dapat mempengaruhi berita yang disampaikan.
7. Fakta yang disampaikan bukanlah fakta yang objektif, melainkan fakta yang telah dikontruksi oleh media atau penulisnya/wartawan dengan latar belakang kepentingan tertentu.
Semua proses konstruksi (mulai dari memilih fakta, sumber, pemakaian kata, gambar, sampai penyuntingan) memberi andil bagaimana realitas tersebut hadir di hadapan khalayak (Eriyanto, 2002).

Metode analisis:
1. Analisis Isi -> berhubungan dengan isi komunikasi dan dilakukan terhadap keseluruhan pesan (kata, kalimat, paragraf, space, waktu, tempat penulisan, dsg), sehingga dapat diketahui isi pesan secara keseluruhan.
Objek analisis isi : isi komunikasi secara gramatikal
2. Analisis Framing (Frame Analysis) -> pemahaman kita terhadap sebuah peristiwa dibentuk oleh kunci-kunci tema dalam sebuah teks dan latar belakang budaya.
3. Analisis Wacana -> menekankan pada konstelasi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reproduksi makna. Bahasa tidak dipahami sebagai medium netral yang terletak diluar diri si pembicara. Bahasa dipahami sebagai representasi yang berperan dalam membentuk subyek tertentu, tema-tema wacana tertentu, maupun strategi-strategi di dalamnya.
4. Analisis Semiotik -> Studi sistematis mengenai produksi dan interpretasi tanda, bagaimana cara kerjanya dan apa manfaatnya terhadap kehidupan.

Mengapa berita perlu dianalisis?
1. Fakta/peristiwa adalah hasil konstruksi
2. Media adalah agen konstruksi
3. Berita bukan refleksi dari realitas. Ia hanya konstruksi dari realitas
4. Berita bersifat subektif/konstruksi atas realitas
5. Wartawan bukan pelapor. Ia agen konstruksi realitas
6. Etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian integral dalam produksi berita.
7. Nilai, etika, pilihan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang integral dalam penelitian
8. Khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita

Perspektif Media Massa
-Pendekatan pluralis: Berita adalah cermin dan refleksi dari kenyataan. Oleh karena itu, berita haruslah sama dan sebangun dengan fakta yang hendak diliput.
-Pendekatan positivis: Media merupakan saluran pesan. Ada fakta riil yang diatur oleh kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal.
-Pendekatan kritis: Berita tidak mungkin merupakan cermin dan refleksi dari realitas, karena berita yang terbentuk hanya cermin dari kepentingan kekuatan dominan.

-Pendekatan konstruksionis: Media merupakan agen konstruksi pesan. Fakta yang ada dalam media tiada lain merupakan konstruksi atas realitas. Kebenaran suatu fakta bersifat relatif, berlaku sesuai konteks tertentu.

Komentar

Postingan Populer