Implementasi Teori Komunikasi
Sesuai dengan judul yang ada, kali ini penulis akan membahas terkait penerapan teori komunikasi yang dilakukan dalam beberapa bidang. Penerapan teori ini sebagian mungkin sudah diketahui oleh kita, namun mungkin ada juga istilah yang baru kita dengar untuk pertama kalinya. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin membagi pembahasan ke dalam 3 sub bab, yakni komunikasi bencana, komunikasi publik vs komunikasi massa, serta komunikasi krisis vs komunikasi resiko. Berikut pembahasan terkait ketiga sub bab tersebut:
1. KOMUNIKASI BENCANA
Seperti namanya, komunikasi bencana adalah komunikasi yang mengungkapkan bagaimana orang dapat mengakses suatu bencana.
Contoh: Palang Merah, dimana menggunakan communication change behaviour untuk mengubah suatu perilaku. Mereka mengaplikasikan motto "listen and act now" dalam praktik lapangan mereka. Jadi disini mereka mencoba untuk mengubah perilaku pihak-pihak yang terlibat dalam suatu bencana.
2. KOMUNIKASI PUBLIK VS KOMUNIKASI MASSA
Mungkin sebagian dari Anda sudah mengetahui kedua istilah ini. Namun apakah Anda tahu apa perbedaan dari keduanya?
Secara sederhana, komunikasi publik adalah komunikasi yang terjalin secara dua arah, dimana pada umumnya komunikasi ini melibatkan sebuah feedback antara komunikator dengan si komunikannya. Komunikasi ini juga berkembang seiring dengan kemajuan teknologi dan medium komunikasi. Meskipun ada komunikator dan komunikan di suatu lokasi yang sama, namun tidak terjadinya umpan balik disana, maka komunikasi tersebut tidak dapat kita sebut sebagai komunikasi publik. Jadi, kata kunci dari komunikasi publik adalah umpan balik (dua arah).
Lalu, apa bedanya dengan komunikasi massa? Kalau komunikasi massa merupakan komunikasi yang menggunakan media untuk memanipulasi opini massa. Biasanya dalam komunikasi ini, ada keterlibatan teknik jurnalisme dan periklanan. Memanipulasi disini dilakukan dengan cerdas, tidak sembarangan. Biasanya manipulasi berdasarkan oleh fakta-fakta yang konkret.
3. KOMUNIKASI KRISIS VS KOMUNIKASI RISIKO
Dalam komunikasi krisis, biasanya hal-hal yang sudah terjadi sudah memiliki hasil akhir yang negatif. Things that do go wrong. Artinya, disini kita sudah tidak dapat mencegah suatu peristiwa untuk tidak mengalami sebuah krisis. Hal yang dapat kita lakukan hanya menghadapi krisis tersebut dan memperbaiki situasi agar tidak menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.
Sedangkan komunikasi risiko adalah komunikasi yang masih di awang-awang. Artinya, kita dapat berkemungkinan untuk melakukan pencegahan terhadap suatu peristiwa. Hasil akhir dari peristiwa tersebut masih beresiko untuk menjadi negatif. Things that might go wrong.
Sekian yang dapat penulis sampaikan terkait penerapan teori komunikasi. Pembahasan ini bersumber dari Bpk. Alif Iman Nurlambang.
Komentar
Posting Komentar